Pagi itu, suara pengumuman terdengar dari pengeras suara rusun Blok 5.
“Selamat pagi warga. Hari ini giliran RT 03 RW 07 untuk daftar Fomototo. Harap antre sesuai jadwal. Jangan lupa bawa KTP digital dan nomor NIK!”
Aku yang sedang menyeduh teh instan hanya mengangguk pelan.
Sudah biasa.
Di tahun 2032, daftar Fomototo bukan sekadar aktivitas digital.
Ia sudah jadi… bagian dari kebijakan kesejahteraan mental nasional.
Ketika Dunia Terlalu Sibuk, Kita Butuh Pelan
Setelah krisis burnout 2028 yang menyebabkan 60% pekerja urban Indonesia mengalami insomnia massal, pemerintah memutuskan untuk menggandeng platform-platform santai sebagai bentuk rehabilitasi.
Dan dari sekian banyak aplikasi yang diajukan, satu situs kecil terpilih:
Fomototo.
Puzzle warna-warni sederhana ini berhasil menenangkan ribuan pikiran tanpa harus menampilkan iklan MLM atau berita bohong.
“Fomototo Bukan Game. Ini Terapi Rakyat.”
Begitu bunyi tagline nasional yang dipasang di halte bus dan bagian belakang struk Indomaret.
Dari anak muda yang baru lulus kuliah, ibu rumah tangga yang jenuh rutinitas, hingga pensiunan yang bosan main catur—semua diberi akun resmi.
Mereka diminta daftar Fomototo untuk mengakses fitur-fitur eksklusif yang dikembangkan BUMN Digital:
Puzzle bertema batik.
Mode “Menyusun Sawah Virtual.”
Dan tentu saja, “Tantangan Warna Merah Putih” setiap Hari Kemerdekaan.
Kembali ke Aku
Hari ini, giliranku daftar.
Petugas datang membawa tablet.
Data diverifikasi, dan tak lama kemudian, aku resmi jadi warga pengguna aktif Fomototo.
“Selamat! Kamu sekarang punya akses ke versi premium dengan tema suasana desa dan musik gamelan,” kata petugas sambil tersenyum.
Aku tersenyum balik, walau lelah.
Dunia mungkin belum sepenuhnya baik. Tapi hari ini, setidaknya, aku bisa menyusun pola tanpa dihantui deadline.
Penutup: Imajinasi Hari Ini, Solusi Besok?
Mungkin terdengar konyol kalau daftar Fomototo jadi program nasional.
Tapi di era di mana stres jadi epidemi diam-diam,
apa salahnya memberi ruang untuk diam, berpikir, dan bermain — bahkan hanya sebentar?
Dan kalau kamu membaca ini di tahun 2024…
mungkin sekarang saat yang tepat untuk daftar Fomototo.
Bukan karena pemerintah suruh.
Tapi karena kamu sendiri yang butuh.